Jakarta, AKUIAKU.Com — PENUH semangat dan antuias, ya…inilah pemuda tampan bernama lengkap Achmad Lutfi atau yang biasa dipanggil “Lutfi” ini.
“Time waits for no one. perseverance, honest and gratitude are the simplest ways to get the whole happiness,” tuturnya mengawali perbincangan sore itu.
Baginya hidup adalah tentang membuat rencana dan menyusun impian yang nantinya, dapat terwujud satu demi satu dan yang paling penting adalah dapat membahagiakan orang-orang terdekatnya.
Terbukti juara Harapan II Abang Jakarta Selatan 2018 ini. Sempat terpilih menjadi The Best Participant of Landscape Gardens Seminary. Conducted by Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011, 1st Runner Up Student Volley Tournament Jakarta, 2011, ASEAN Delegation Model, 2010, 2nd Runner Up Speech Contest Conducted by Kemenpora, 2010 dan Turkey Scholarship Awardee, 2009.
Lalu apa hobi dari pemuda kelahiran Jakarta 7 Maret 1993 ini…?
“Saya hobi membaca, karena terbiasa sejak SD mengenal buku. Dan mungkin karena sejak kecil, saya sering melihat Mama membaca. Sehingga saya termotivasi dan senang membaca,” jawab pemfavorit warna hitam dan putih.
Penggemar Sushi dan makanan berkuah pedas yaitu bakso. Juga sempat bercerita bahwa ia hobi bermain sepak bola. Dulu sempat bercita-cita menjadi pemain bola dan pernah mengikuti sekolah sepak bola saat SD. Namun terhenti saat kelas 2 SMP, karena mulai mengenal organisasi dan mulai nge-band kala itu.
“Saya juga sempat bercita-cita menjadi Detektif. Karena saya senang sekali membaca komik Detective Conan. Lalu saat SMP saya ingin menjadi News Anchor. Karena mulai menyukai dunia aksara dan mulai belajar mengenai cara berbicara di depan umum. Semenjak saya terpilih menjadi ketua OSIS dan mulai menjadi MC di acara-acara sekolah,” tuturnya yang memiliki tinggi 177cm.
Lulusan Binus University Jakarta, jurusan International Marketing ini. Mengatakan bahwa ia mengidolakan Cristiano Ronaldo atau CR7, karena dalam satu dekade terakhir CR7 berhasil membuktikan pepatah “Hardwork Beats Talent”.
“Banyak hal yang bisa saya pelajari dari CR7 yaitu tentang kegigihan, konsistensi, dedikasi dan passion hidup. Meskipun latar belakang pendidikan yang saya sedang tekuni berbeda dengan CR7. Tapi saya bisa mencontoh etos kerja yang dilakukan olehnya,” jelasnya.
Sementara itu, untuk sosok yang menginspirasinya, sulung dari dua bersaudara ini mengatakan. Bahwa Ibunya adalah orang yang luar biasa. Seorang single parent juga single fighter dan memberikan segalanya untuknya.
“Ketika hidup ada di masa sulit. Ibu selalu mengingatkan, untuk selalu bersyukur untuk apapun yang kita dapatkan. Beliau juga membuat saya menjadi pribadi yang lebih mudah untuk selalu bersyukur dan ikhlas, I love you Mam,” ungkap Lutfi.
Bagi Lutfi, hidup bisa menjadi hal yang sangat kompleks dan mendalam untuknya.
“Sebagaimana seorang filsuf Yunani Descartes, pernah mendefinisikan. Bahwa manusia ada dan dinyatakan hidup di dunia. Bila ia melakukan aktivitas berpikir. Kemudian Karl Marx menyatakan, manusia ada dan dinyatakan hidup, jika manusia mampu berusaha untuk mengendalikan alam dalam rangka mempertahankan hidupnya,” tandasnya.
Sedangkan dalam agama Islam, Lutfi melanjutkan bahwa manusia ada dan dianggap hidup jika ia telah melakukan aktivitas “jihad”. Seperti yang tertuang dalam Alquran. Tentu saja “jihad” dalam pengertian yang sangat luas. “Jihad” dalam pengertian bukan hanya sebatas mengangkat senjata dalam peperangan saja, tetapi “jihad”, dalam konteks berusaha mengisi hidup dengan karya dan kerja nyata.
“Karena itulah esensi dari sesorang untuk hidup, dapat memberikan manfaat untuk orang banyak. Karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang dapat memberikan manfaat bagi sesamanya. Kemudian nikmati segala dinamika kehidupan dan nikmati proses pembelajaran hidup,” ulasnya yakin.
Adapun hal yang membuatnya selalu bersemangat adalah salasatu quotes yang ada dalam Novel The Alchemist karya Paulo Coelho yaitu, “When you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it”.
“Karena saya pribadi percaya, sesungguhnya nasib seseorang bukanlah ditentukan oleh takdir. Karena takdir terletak diperjalanan paling ujung dari usaha kita sendiri. Hal inilah yang membuat saya terus berproses dan berjuang dalam menjalani hidup,” tutupnya penuh semangat. (Tiwi Kasavela)