Laporan Kontributor AKUIAKU.Com : Iqbal Akbar dari Berlin, Jerman.
Berlin, Jerman, AKUIAKU.Com — DALAM “Queen’s Lecture 2018” yang diadakan di Technische Universität (TU) Berlin minggu lalu, Professor Susan Jebb yang menjadi Pengajar di Universitas Oxford Inggris. Memberikan sebuah Kuliah Umum, mengenai “Kebijakan Publik Di Ranah Kesehatan”. Bagaimana Diet dan Obesitas, harus menjadi perhatian para Pemangku Kebijakan Publik di Eropa. Dikarenakan efek yang ditimbulkan terhadap kesehatan masyarakat.
“Queen’s Lecture” adalah acara tahunan bertempat di kota Berlin. Sebagai simbol dari pemberian dari Ratu Inggris, Elizabeth II, dalam kunjungan kenegaraan pada tahun 1965.
Sejak tahun 1997, “Queen’s Lecture” selalu diadakan di TU Berlin sebagai salasatu Universitas Terbaik di daratan Eropa.
Professor Susan menjelaskan, bahwa konsumsi gula berlebihan. Telah menjadi permasalahan utama, tidak hanya di negara maju saja. Tetapi juga negara berkembang dan bisa menyebabkan penyakit “Kardiovaskuler” seperti penyakit Jantung Iskemik dan Stroke.
Pemerintah Inggris, sudah menerapkan “Pajak Minuman Ringan” pada bulan April 2018. Tentunya untuk menekan angka konsumsi gula berlebih. Walaupun diakui oleh Professor Susan, sangat sulit sekali untuk mengubah perilaku masyarakat. Untuk mengurangi konsumsi minuman ringan.
Sektor “Industri Minuman Ringan” di Inggris. Menyambut peraturan ini dengan mengubah formulasi minuman mereka dan menurunkan kandungan gula. Untuk menghindari kenaikan harga penjualan produk minuman mereka akibat pajak gula.
“Diet Rendah Gula”, mulai diperkenalkan oleh pemerintah Inggris di sekolah-sekolah dasar. Uang yang didapat dari pajak gula, dipergunakan untuk membangun fasilitas olahraga di sekolah-sekolah dasar. Sehingga diharapkan angkat “Obesitas” di kalangan anak-anak bisa menurun.
Diprediksikan bahwa pemerintah Inggris, bisa mendapatkan 520 juta Poundsterling dari pajak ini. Lebih lanjut Professor Susan menuturkan, bahwa angka “Obesitas” di Inggris meningkat 8 persen setiap tahunnya. Dengan angka “Obesitas” tertinggi pada wanita dibandingkan pada pria.
Inggris tidak sendirian yang menerapkan pajak gula. Prancis, Finlandia dan Hungaria. Telah menerapkan kebijakan yang sama. Sayangnya peraturan ini belum diharmonisasikan di seluruh kawasan Uni Eropa. Dan diperlukan dorongan lebih lanjut, untuk menerapkannya. Sehingga manfaatnya bisa dirasakan.
Professor Susan menutup Kuliah Umumnya dengan mengingatkan. Bahwa intervensi kebijakan publik seperti ini, memiliki manfaat jangka panjang. Dan membutuhkan partisipasi tidak hanya dari pemangku kebijakan, tetapi juga kalangan Akademik dan Sektor Industri.
Indonesia belum memiliki rencana untuk menerapkan pajak gula. Sementara di kawasan ASEAN sendiri, Thailand dan Brunei Darussalam. Memimpin dengan membidik “minuman ringan” untuk dipajakkan.*