Jakarta, AKUIAKU.Com — PEMBANGUNAN di Indonesia, kata Ageng Kiwi, secara implisit masih bersifat dikotomis. Hal ini termanifestasi dalam pembedaan antara Desa–Kota, Tradisional–Modern, Daerah tertinggal dengan daerah yang lebih maju.
Pemerintah telah melaksanakan berbagai program pembangunan untuk memajukan daerah.
“Tapi faktanya pembangunan yang dilakukan masih menyisakan permasalahan. Terutama masalah kesenjangan sosial,” kata Ageng Kiwi, kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (08/12/18).
Jika memakai indikator negara maju, lanjut Ageng, Indonesia perlu melakukan transformasi. Baik dalam aspek sosial, politik, ekonomi maupun budaya.
“Fokus saya terutama pada aspek pemuda dan perubahan sosial. Yang terjadi di Desa dan pembangunan di daerah,” ungkap musisi, penyanyi dan aktor serba bisa ini.
Industri Kreatif menjadi tumpuan Ageng Kiwi, untuk memajukan pemuda di dearah. Terutama para pemuda di kampung halaman dan tanah kelahirannya.
Mengapa Industri kreatif…..?
“Karena kaum muda kontemporer cenderung tidak tertarik, bekerja di sektor pertanian. Mereka berorientasi melakukan mobilitas permanen ke perkotaan. Banyak hal menjadi penyebabnya, antara lain kurangnya “Skill” dan kondisi Desa yang statis,” kata putra daerah asli kelahiran Cilacap ini.
Sesuai dengan kompetensinya di bidang Industri Kreatif dan Hiburan, Ageng akan memberikan pelatihan gratis bagi para pemuda.
“Diajarin bikin Film Pendek. Atau sekalian yang ingin jadi artis penyanyi, bintang film dan sinetron. Insya allah setelah pelatihan bakat-bakat mereka disalurkan secara Profesional,” ujar seniman yang maju juga menjadi wakil rakyat melalui Partai Nasional Demokrat (NasDem), Caleg DPR-RI Nomor Urut 8, Dapil 8 Cilacap, dan Banyumas ini.
Pelatihan ini menurut rencana akan dilaksanakan di berbagai kota di Jawa Tengah. Dengan melibatkan para pemuda dan ibu-ibu PKK. Tempat pelaksanaan antara lain di Cilacap (11/12/2018), Sidareja (12/12/2018) dan Desa Kuripan (13/12/2018).
Kota berikutnya di Majenang, Kroya, Purwokerto dan kota-kota sekitarnya. Instrukturnya tidak hanya Ageng Kiwi, namun melibatkan para musisi, penyanyi, aktor dan aktris profesional.
Banyak sumber, kata Ageng yang dapat mendorong untuk meraih mimpi. Tinggal membuka “Jendela Dunia”. Karena media sosial dan media massa kini semakin berkembang.
“Pokoknya pikiran positif merupakan awal dari segala hal baik. Yakin pada diri sendiri, bahwa kita mampu dan bisa meraih mimpi. Keyakinan adalah modal utama untuk mewujudkan impian kita,” lanjut Ageng, yang berharap anak-anak di Desanya, maju dan berkembang melebih dirinya.
“Sebagai seniman”, ujar Ageng, ia selalu terdorong untuk terus berkreasi. Dan kreativitas adalah hal yang sangat menentukan dalam perjalanan berkesenian.
Pemerankan tokoh ‘Pakde Slamet” dalam sinetron “Seleb” yang tayang di SCTV ini. Memang selalu saja ada karya dan kerja yang baru. Ia terus berusaha mencari relasi yang senantiasa memberi energi bagi kelahiran karyanya.
Lebih dari sepuluh tahun sudah, Ageng menapaki karirnya sebagai musisi dan penyanyi profesional. Disamping sesekali ia juga membintangi tayangan sinetron, film layar lebar, acara reality show, music concernt dan berbagai acara lainnya.
Beberapa karya musik Ageng Kiwi antara lain, dikemas dalam album “Dangdut Jera” (2002), “Irama Cinta” (2003), “Cintaku Dag Dig Dug Pret” (2004) dan album ‘Gamang (2005). Tahun 2008 Ageng juga pernah merilis album bertema religi campursari bersama artis Della Puspita, Ayu Azhari dan Irma Lariza, “Religi Campursari” (2008), Single Song “Hati Adalah Hati” (2011) dan Kompilasi Album “Dangdut Fenomenal” (2012).
Tahun 2012, Ageng Kiwi melahirkan single song ”Hati Adalah Hati”, “Rindu” dan “Dangdut Fenomenal” (Album Kompilasi Artis AK Pro). Tahun 2017, beliau merilis album dangdut “Best Dangdut Terheboh Ageng Kiwi” yang menghimpun lagu, “Mengapa Harus Jumpa”, “Badut-Badut Kota”, “Ayam Kampung”, “Asik Asik Ser” dan lagu “Tetap Setia” yang dinyanyikan pelantun sekaligus aktor Roman D. Man. Single terbarunya “Goyang Satu Jari” (2018), kini sedang viral di berbagai media sosialdan youtube. (EK)