Bandung, AKUIAKU.Com — UMUMNYA seseorang berpenampilan menarik, paras rupawan, memiliki tata krama baik dan santun tentu menjadi perhatian semua orang.
Itulah yang dinamakan pula sebagai “First Impression” yang kerap ditampilkan baik pria maupun wanita sejak pertama kali berkenalan.
Fauwza Atmodirono, Founder Fauwza Atmodirono dan Associates, Training Center Communication Consultant mengatakan, dalam beberapa situasi kebanyakan orang tidak sadar tentang “First Impression” yang ditunjukan oleh dirinya sendiri.
“First impression” adalah pandangan awal dari seseorang yang baru saja bertemu dengan orang lain. Ada komentar awal dari seseorang, bagaimana perasaan seseorang dan apa yang ada di dalam pikiran orang lain.
“Bagaimana seseorang itu memberikan kesan pertama kali terhadap orang lain,” ujar Fauwza Atmodirono, saat ditemui di The Silk Hotel Dago beberapa waktu yang lalu.
Sebagai mahkluk sosial tentu setiap individu senantiasa, akan bertemu dengan orang-orang baru dan beragam di sekitarnya.
Namun sayangnya, terkadang kebanyakan orang tidak memiliki waktu luang untuk mengenal semua orang yang ditemuinya.
Mungkin saja seseorang pernah melihat orang tertentu misalnya, tetapi belum tentu memiliki “First Impression” tentang diri orang tertentu tersebut.
Hal ini bisa menjadi penting, karena melalui “First Impression”. Merupakan satu diantara faktor, agar orang lain akan terus mengingat.
Seseorang bisa menilai baik buruknya seseorang itu, dari kesan yang dirasakan sejak pertama bertemu. Walaupun tidak menutup kemungkinan juga, pandangan orang terhadap diri tersebut nanti akan berubah seiring berjalannya waktu.
Demikian karena “First Impression” ini, dapat ditunjukan secara verbal maupun non-verbal. Berikut adalah “Tips” yang bisa digunakan untuk membentuk “First Impression” yang baik melalui komunikasi non verbal.
Menurut Fauwza Atmodirono, satu diantara cara yang dapat dilakukan untuk membentuk “First Impression” yang baik dan dapat meninggalkan kesan bagi orang lain adalah bersikap yang positif.
“Nanti bisa tampak bagaimana Anda tersenyum, postur berdiri atau duduk yang benar, berjabat tangan, bahasa tubuh, memberi tegur, salam, sapa, cara berfikir dan sebagainya,” ujar Fauwza Atmodirono.
Fauwza menjelaskan melalui beberapa sikap positif ini. Maka baik disadari maupun tidak “Inner” akan keluar dengan sendirinya melalui gesturnya, ekspresi dan lain sebagainya.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat akan melakulan “First Impression”.
- Senyum.
Dalam kehidupan sehari-hari mestinya senyum sudah merupakan suatu unsur yang lazim diberikan kepada siapapun. Satu di antaranya sebagai bentuk “respect” seseorang terhadap yang lain.
Bagaimana seseorang mendeliver ekspresi wajah menjadi ramah tamah. Agar orang lain itu nyaman.
Menurut Fauwza, Senyum merupakan elemen yang paling utama diberikan saat memulai “First Impression”. Karenanya senyum adalah bagian dari cara menghormati diri sendiri.
Walaupun tampak sederhana, tetapi senyuman dapat menghadirkan inside (hal yang benar-benar datang dari hati).
Senyum dapat memberikan energi positif, baik bagi diri sendiri maupun untuk orang lain yang menerima senyuman tersebut.
Apabila menjadi sebuah (Habbit) kebiasaan, tentu baik untuk dilakukan atau diterapkan, pada situasi kondisi tepat.
Adapun tentu senyuman yang membawa energi positif adalah senyuman yang datang dari dalam hati.
Tidak semua senyuman dapat diberikan, jika kondisi hati tengah berada di situasi berbeda.
“Senyum dengan rasa dan senyum tanpa rasa itu beda. Outputnya dan energinya beda auranya beda orang yang merasakannya juga beda. Senyuman yang cantik berasal dari kedalaman hati yang tulus,” jelas Fauwza.
Menurutnya senyum, bukan berarti merendahkan diri sendiri. Namun justru dengan memberikan senyuman, akan menghasilkan pengaruh yang baik terhadap orang lain bahkan sekitar.
Demikianlah pula melalui senyuman hangat, bersahabat, tulus dan ikhlas itu akan mempermudah dalam berkomunikasi.
- Gestur atau Bahasa Tubuh.
Tentu satu di antara unsur yang dapat menunjukkan sikap positif yaitu tampak pula dari cara pembawaan seseorang yang santai namun tegas.
Pada saat khendak berhadapan dengan lawan bicara, seseorang tersebut seolah siap berdiri dengan tegap menatap mata ketika lawan bicara datang menghampiri dan memberikan jabat tangan yang hangat.
Hal itu pula yang akan membentuk “First Impression” seseorang kemudian membawa energi positif dan semangat.
Menurut Fauwza, gestur akan tampak memberikan dampak secara eksplisit mengungkapkan rasa secara nyata dan pasti.
“Ketika seseorang dihadapkan dengan lawan bicara yang menunjukkan gestur tegap dan tegas, secara tidak langsung mentransfer suasana yang mau tidak mau harus beradaptasi dengannya,” ujar Fauwza.
- Cara Berkenalan.
Setelah melakukan hal kedua tadi, kemudian hal yang perlu diperhatikan pula berikutnya untuk membangun “First Impression” adalah cara berkenalan.
Menurut Fauwza, cara berkenalan pun ada aturannya dan menunjang untuk bersikap positif, tentu hal itu pun dilakukan dengan tata cara yang baik.
“Semisal seorang wanita dan orang yang lebih tua terlebih dahulu diperkenalkan kepada yang lebih muda usianya, dan sebaiknya diikuti dengan menyebutkan gelar,” ujarnya.
Adapun ketika mulai memperkenalkan diri lakukan berbicara dengan jelas dan sopan.
Sementara saat lawan bicara dalam keadaan berdiri, maka sebaiknya berdiri sejenak diikuti dengan berjabatan tangan dan memberikan perhatian.
- Cara Berjabat Tangan.
Berjabat tangan menjadi suatu hal umum dilakukan yang menunjang bagaimana perkenalan dimulai sekaligus unsur dari satu di antara “First Impression” yang jangan sampai dilewatkan.
Fauzwa menjelaskan berjabat tangan pun berlaku untuk menunjukkan sikap positif seseorang untuk bersikap hangat dan ramah.
“Cara berjabat tangan pun sebenarnya ada aturannya,”
Menurutnya cara berjabat tangan agar tampak meyakinkan dan berbuah sikap positif adalah dengan cara memegang tangan tidak terlalu keras dan uluran tangan terlebih dahulu.
Kemudian tidak lupa untuk menatap maya orang yang sedang diajak berkenalan dengan ramah sambil menyodorkan senyuman yang tulus.
Itu empat hal yang perlu diperhatikan ketika membentuk first impression dengan sikap positif.
Pada dasarnya tidak sulit bagi seseorang untuk membentuk “First Impression” yang baik dan mengesankan, namun sesempurna apapun seseorang pasti masih ada saja orang yang tidak menyukainya.
Semua itu kembali pada diri masing-masing untuk menerima atau tidak.
Menurut Fauwza, begitu “First Impression” ditunjukkan maka sudah tidak ada lagi yang dapat diubah karena itulah kesan pertama yang dilihat dan dirasakan oleh orang lain, maka jadilah diri sendiri dan selalu berfikir positif dalam segala hal. (Tiwi Kasavela)