Jakarta, AKUIAKU.Com — FILM “11:11” secara cerita menarik, gambar yang disajikan seputar Destinasi Wisata Lampung, lumayan menghibur mata penonton. Hanya saja, sebagai penonton penulis tidak bisa mencerna kenapa film besutan Andi Manopo mengambil judul “11:11”. Kalau pun soal waktu penemuan fakta mengenai Galih menemukan kenapa ibunya yang menghilang di pulau terpencil tepat pukul 11:11. Ini juga tidak ditampilkan secara kasat mata.
Pun drama yang disajikan datar saja, tidak menegangkan layaknya film horor atau misteri. Penggarapan, hantu bawah laut juga nanggung. Padahal kalau saja hantu bawah laut, digarap lebih serius dan ditonjolkan. Menjadi sesuatu untuk cerita film horor Indonesia.
Agar film produksi Layar Production diburu penggila film setan-setanan. Perlu kerja keras tim promosinya. Apalagi bintang pendukung nya Rendy Kejaenet, Twindy Rarasati, Bayu Anggara, Fauzan Smith, Toriq, Lady Nayoan dan Iin Hermayani. Belum teruji di industri film horor.
“Bisnis film memang misteri, semuanya serba tidak terduga. Kadang menurut wartawan bagus, penonton jeblok. Seringkali film yang dikomentari miring sama wartawan justru penontonnya membludak,” ujar salaseorang wartawan senior yang enggan disebutkan namanya usai nobar film “11:11” di bioskop Senayan City Jakarta pusat Senin malam (11/2/19).
Sementara Alfani Wiryawan selaku Produser Cinema Delapan yang turut menginap di tenda selama syuting di tengah pulau terpencil ini. Menjelaskan film yang diproduksinya walaupun bergenre horor, tidak menghadirkan hantu pada umumnya film horor, seperti Pocong, Kuntilanak atau Gondoruwo. Tapi, kita menghadirkan hantu yang tidak kalah seremnya yaitu Siluman Laut. Ini tentunya belum pernah ada dihadirkan dalam film horor Indonesia,” papar Alfani pada awak media disela acara premier.
Film “11:11” sendiri bercerita 4 anak muda yang hobi fotografi dan diving. Untuk memuaskan dahaga karya fotografinya, berbagai Destinasi bawah laut mereka buru.
Petualanganya mencari obyek foto bawah laut yang indah. Akhirnya keempat anak muda ini menemukan fakta mengenai keberadaan Dewi, ibunya. Dewi hilang saat Galih masih kecil, di sebuah pulau terpencil bernama Tanjung Biru. Galih melakukan perjalanan menuju tempat tersebut bersama ketiga temannya, yaitu Ozan, Vania dan Martin.
Setelah melalui perjalanan panjang mereka sampai di sebuah villa di pulau Tanjung Biru. Saat menyelam itulah, mereka menemukan sebuah kapal yang karam di dasar laut. Dalam kapal, mereka menemukan sebuah artefak kuno yang menjadi petunjuk untuk mencari ibu Galih. Namun artefak tersebut juga membawa bencana kepada mereka. Karena tanpa disadari Siluman Laut penghuni kapal karam itu terusik oleh kehadiran manusia licik, yang mengakibatkan jadi bencana bagi mereka dan penduduk sekitarnya.
Pasalnya, gangguan demi gangguan siluman penjaga Tanjung Biru terus terjadi pada kelompok tersebut. Mampukah mereka berempat bertahan hidup dan keluar dari Tanjung Biru hidup-hidup….?
Kisah diatas tadi, adalah kisah film horor Indonesia pertama dalam laut, yang bertajuk Film “11:11” Apa Yang Kau Lihat….? Produksi bersama layar Production dan Cinema Delapan, yang akan tayang di bioskop seluruh Indonesia, mulai 21 Febuari 2019 ini.
“Tentu kami tak hanya menjual kisah horor siluman dalam laut dalam film ini. Kelebihan film ini lainnya, mata penonton juga kami manjakan dengan panorama alam Indonesia, khususnya yang ada di Lampung,” sela Executive Producer Layar Production Fitrin Hapsari, dimana Bali dan Jakarta juga jadi wilayah lokasi suting film tersebut.
“Ada kisah nyata dalam film ini, bagaimana pemeran siluman laut Iin Hermayani yang berprofesi sebagai bidan. Kesurupan Siluman laut beneran di lokasi suting di Lampung. Awalnya saya sempat panik, khawatir kalau terjadi kesurupan massal. Bayangkan kalau terjadi kesurupan massal, kita semua bisa gak kerja. Untunglah ada orang pintar yang bisa menolong Iin dan esok harinya, kita bisa syuting lagi,” sambung Associate Producer/Secretary Fitri Assidikki.
“Jadi teror siluman dalam film “11:11″ Apa Yang Kau Lihat….? Tidak hanya akan terjadi dalam bioskop, saat penonton menyaksikannya. Kami pun dilokasi syuting nyata-nyata diteror dengan kesurupanya Iin Hermayani pemeran siluman,” jelas Co Executive Produser Kei Ratnasari. (Boeyil).