Jakarta, AKUIAKU.Com — PENTINGNYA untuk diingatkan, bahan kimia yang terdapat pada plastik terbukti dapat masuk dan diserap tubuh. Sabagian dari senyawa kimia tersebut dapat mengganggu hormon dan berpotensi mempengaruhi kesehatan manusia.
Karena itu, waspadalah jangan asal menggunakan kemasan berbahan plastik. Persoalan plastik ini sebenarnya menjadi konsentrasi Komnas Perlindungan Anak sejak tiga tahun silam.
“Dampaknya memang bukan hanya kesehatan. Tapi menghambat pertumbuhan anak secara mental, dan intelektual,” terang Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, kepada wartawan di Jakarta.
Arist menegaskan, khususnya ibu-ibu agar berhati-hati dalam memilih produk atau produk makanan dan minuman dengan kemasan plastik.
“Seperti diantaranya, botol minuman, tempat makanan, ataupun minuman utamanya yang dikemas dalam kemasan Galon Isi Ulang,” tegasnya.
Arist juga sempat mengingatkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengawasi produk yang dikemas dengan kemasan plastik. Karena bahan pembuat plastik Polikarbonat (Kode Nomor 7) adalah Senyawa Bisphenol A yang lebih dikenal dengan sebutan BPA.
“BPA inilah salahsatunya yang mengandung racun berbahaya bagi anak-anak. Terutama pada kemasan Galon Air Isi Ulang,” kata Arist.
Kendati ada larangan penggunaan Galon Plastik yang mengandung BPA, namun penggunaan Galon Plastik Isi Ulang masih tinggi.
“Padahal sudah ada galon jenis PET yang relatif lebih aman untuk dikonsumsi dan aman bagi kesehatan. Untuk itu perlu informasi supaya masyarakat menyadari,” kata Arist.
Awasi Anak Terpapar Zat Kimia BPA…….!
Hal senada diungkapkan anggota DPR RI Komisis IX, Arzeti Bilbina Huzaimi S.E dari Fraksi PKB.
Menurutnya, kemungkinan paparan Zat Kimia BPA tersebut bisa melalui botol-botol plastik yang dibawa anak-anak sekolah. Termasuk Air Minum Galon Isi Ulang yang ada di sekolah.
“Kita harus aware. Apa yang ingin kita lakukan adalah proses menjadi lebih baik. Bukan hanya membuat produk menjadi baik, tapi sehat,” kata Arzeti Bilbina Huzaimi S.E.
Arzeti menyampaikan, betapa ancaman paparan lebih mengenai kepada anak-anak sekolah yang setiap hari membawa botol plastik untuk kemudian diisi air di sekolah dari Air Galon Isi Ulang.
“Karena anak-anak sekolah butuh sekali (Minum). Semua anak-anak diwajibkan menggunakan air (Galon) Isi Ulang . Ada tempat pengisian air minum. Jadi memang ini nih, yang langsung harus ditarik. Sehingga Pemerintah langsung memberi ultimatum. Agar semua menjadi satu komando. Kepentingannya adalah untuk kesehatan anak-anak,” tandas Arzeti.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPA mampu menembus Plasenta mencapai Fetus. Hasil penelitian dmenunjukkan Fetus mempunyai kemungkinan tertinggi terpapar BPA melalui Plasenta. Dan yang perlu diwaspadai adalah air minum kemasan galon isi ulang yang mengandung BPA.
“Jadi Komnas Perlindungan anak merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan kemasan yang mengandung BPA. Dari temuan-temuan yang dilakukan inilah, yang harus diserukan Komnas Perlindungan Anak. BPOM juga tidak bisa berbuat banyak kalau masyarakat tidak diberi tahu,” ujar Arist lagi. (Eddie Karsito).