Jakarta, AKUIAKU.Com — SEMANGAT gotong royong perlu untuk digalakan demi mengatasi masalah pandemi Covid-19 secara serentak dan signifikan.
Secara Nasional total sasaran vaksinasi di Indonesia adalah sebanyak 181.554.465 orang. Ratusan juta orang yang divaksinasi itu terdiri dari SDM kesehatan, Petugas Publik dan Lansia.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) dr. Lia G Partakusuma menyampaikan. Bahwa saat ini Pemerintah terus melakukan vaksinasi terhadap masyarakat, guna melawan penularan virus Covid-19 di Indonesia.
“Vaksinasi ini harus dilakukan sebagai salasatu upaya pencegahan Covid-19,” kata dr. Lia yang juga Direktur RSUP Persahabatan, Jakarta dalam virtual talkshow “Dukung Vaksinasi Nasional dan Gotong Royong”, Rabu (24/3/2021).
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) itu juga mengatakan bahwa pelaksanaan vaksinasi yang sedang dilakukan oleh Indonesia saat ini. Sudah diatur dalam regulasi Permenkes No 10 tahun 2021 tentang Pelaksanaan vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-10.
Ada lima Merk Vaksin Covid-19 yang saat ini digunakan di Indonesia, yaitu Sinovac, Navavax, Covax/Gavi, AstraZeneca dan Pfizer. Vaksin tersebut juga sudah dilakukan Uji Klinis terhadap 1.600 orang relawan di Bandung.
“Selain Uji Klinis, MUI juga mengeluarkan fatwa untuk penggunaan Vaksin AstraZeneca adalah diperbolehkan,” ujarnya.
Karena itu kata dr. Lia, Vaksinasi Covid-19 ini harus disepakati bersama sebagai upaya pencegahan dan dengan semangat gotong royong.
Inggar Saputra, Insure Institute mengatakan semangat kebangsaan yang mengandung nilai-nilai gotong-royong yang mampu mendorong percepatan Vaksinasi Covid-19 nasional.
“Vaksinasi gotong royong yang akan dilakukan oleh Dunia Usaha ini merupakan Modal Utama untuk bersatu melawan penyebaran Covid-19, tentunya dengan semangat nilai-nilai Pancasila,” kata Inggar.
Juru Bicara Indonesia Care Forum (ICF), Rakisa mengatakan virtual talkshow yang digagas berkolaborasi denan SMI ini tidak lain adalah karena terjadi infodemik, yakni di mana informasi berlimpah terkait vaksinasi Covid-19, termasuk upaya disengaja memajukan agenda suatu kelompok tertentu.
Infodemik ini kata dia tidak kalah berbahaya dengan pandemik itu sendiri. Karena banyak terdapat informasi-informasi tidak tepat dan Hoax yang bisa menggiring Opini Publik terhadap Vaksinasi.
“Informasi-informasi hoaks ini jelas dapat mempengaruhi program vaksinasi dalam penanganan pandemi. Karena itu dibutuhkan literasi yang berasal dari sumber informasi yang tepat,” kata Rakisa. (Buyil).