JAKARTA, AKUIAKU.COM — BINTANG Film Lawas yakni Yuni Arso mengaku, kangen untuk kembali dunia yang telah membesarkan namanya. Hal itu diungkapkan Artis yang tetap awet ayu ini, ketika bertemu dengan penulis di Hotel Horison Ciledug Tangerang.
‘Saya kangen banget pengen main Film atau Sinetron lagi, apalagi kalau melihat teman seangkatan saya masih eksis,’ ujar Yuni, sambil menebar senyum.
Tapi wanita asal Solo agak ragu, karena masyarakat sekarang lebih asik menikmati Film lewat HP ketimbang ke Bioskop.
‘Jujur melihat kenyataan masyarakat sekarang lebih asyik dengan Gadget atau Hand Phone saya jadi Ilfill untuk comeback ke dunia Film. Udah capai-capai syuting, eh, nggak ditonton masyarakat apa nggak senewen,’ kata Bintang Film ‘Akibat Terlalu Genit’, ‘Leak’ dan ‘Damarwulan’ ini.
Yuni mengungkapkan kalau dirinya di nollkan oleh leluhurnya yang kerabat keraton Mangkunegara Surakarta.
‘Oleh eyang, saya harus hijrah dari kehidupan duniawi ke dunia yang lebih langgeng yakni akhirat. Saya harus memulai kehidupan dari nol, meninggalkan kehidupan mewah duniawi,’ katanya.
Yuni pun benar-benar meninggalkan kehidupan duniawi dengan menjadi pemulung di kota kelahiran di Solo.
‘Saya yang selama di Australia hidup glamour, tiba-tiba meninggalkan semua kemewahan dengan menjadi pemulung. Ini serius,’ akunya terus terang
‘Percaya nggak kalau selama ini airmata saya beku selama puluhan tahun, gara-gara jadi pemulung jadi cair. Ketika saya mungut makanan dari tong sampah, saya langsung menangis. Oh, begini rasanya menjadi orang nggak punya. Mau makan saja mesti ngais di tempat sampah,’ ujar wanita yang tengah berhubungan dengan pria Australia ini
Sejak hidup jadi pemulung, Yuni mengaku menjadi orang yang memiliki rasa peduli dengan orang di sekitarnya.
‘Selama ini saya nggak peduli dengan kehidupan orang lain, tapi setelah menjalani kehidupan jadi pemulung. Saya jadi empati dengan kehidupan sekitar. Saya jadi memiliki sifat welas asih, asah asih dan asih. Jadi hidup saya tidak hampa seperti dulu,’ ujar Yuni Arso, panjang lebar, menutup wawancara dengan penulis yang sekaligus kangen-kangenan setelah hampir 25 tahun tidak jumpa. (Buyil).