Jakarta, AKUIAKU.Com — MEMANG tidak mudah, dalam mengelola sekolah khusus musik di Indonesia. Karena itu Purwa Caraka mengaku, sangat bangga dan bersyukur. Kalau sekolah “Purwa Caraka Musik Studio” (PCMS).
“Nggak nyangka sekolah musik yang saya kelola, bisa bertahan sampai tiga puluh tahun. Ini yang membanggakan sekaligus menghibur bagi saya,” kata Purwa Caraka saat acara “The Journey 30th Purwacaraka” di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Selama 30 tahun mengelola sekolah musik, tidak terhitung musisi dan penyanyi yang berhasil “diorbitkannya”.
Kang Purwa juga sapaan akrabnya, tidak segan mengakui, jika dirinya telah menjadi seorang “Supplier”.
“Sudah seperti “Supplier” bagi ajang pencarian bakat sih…! Mulai dari “Idola Cilik” dan masih banyak lagi. Sekarang kita ini ibarat “Pabrik”. Belum mengincar Retail, “Pabrik” dulu lah hahaha…,” papar kaka kandung Trie Utami ini.
Kang Purwa pun menyebut nama-nama seperti Teza Sumendra, Rossa dan Afgan adalah tiga di antara sejumlah penyanyi yang pernah mengecap pendidikan di PCMS.
“Ada beberapa nama yang nggak sesuai jurusannya, tapi memberikan kontribusi dari sisi lain. Misalnya Rossa, dulu di Bandung belajar Piano. Afgan juga pernah di Cipete belajar Piano. Saya percaya, musisi yang belajar Piano, biasanya eksplorasi nadanya lebih bagus,” jelasnya.
Kemudian Marcell Siahaan. Marcel yang saat itu mengambil kursus bermain Drum. Bahkan sempat menjadi salasatu tenaga pengajar di PCMS..
PCMS sendiri baru saja mengikuti acara “Asia Pacific Art Festival” di Kuala Lumpur, Malaysia. Di ajang ini PCMS mendapatkan enam Distinction Gold Awards, 31 Gold Awards, 13 Silver Awards.
“Disana menjadi “1st Runner Up in Music Category”,” imbuh putranya, Aditya Purwa Putra yang selama ini diserahi untuk mengurusi PCMS.
Purwa juga mengungkapkan, kalau saat awal berdirinya PCMS yang mengalami masa-masa sulitnya. Selama enam hingga tujuh tahun pertama. Pernah ia melakukan subsidi silang untuk memperpanjang sewa rumah. Walau pada akhirnya, ia mampu membeli rumah itu dari sumber pendapatan lain seperti mengajar dan rekaman.
“Saya itu benar-benar nggak pernah punya profit dari PCMS saat itu. Karena mungkin manajemennya masih tradisional. Mungkin ada korupsi kecil-kecilan yang dilakukan staf dengan berbagai macam modus dan sebagainya,” ungkap Purwa.
Setelah melalui berbagai proses yang tidak mudah itu, kini Purwa mampu membuatnya tetap eksis dan berkembang hingga sekitar 90 Cabang.
Dan untuk merayakannya Ultah PCMS yang ke 30 tahun ini, digelar sejumlah acara. Mulai dari Asia Pacific Arts Festival di Kuala Lumpur, Final Festival Drum PCMS, Lomba Design Logo PCMS, Konser PCMS Choir di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ).
Rangkaian acara ini dilanjutkan dengan Konser Besar PCMS di Bandung, Lomba Cover Jinggle PCMS, Pembukaan Time Capsule di Bandung. Dan Gala Dinner di Bandung. Serta konser “Tiga Dekade” yang akan digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta pada tgl 3 November 2018 mendatang yanh merupakan “Puncak” perayaan itu. (Tebe)