Bandung, AKUIAKU.Com – HIDUP adalah sebuah pergumulan dari setiap manusia untuk menemukan jati dirinya.
Meraih apa yang Tiwi impikan dan menjawab segala macam kegelisahan yang dirinya rasakan. Karena seperti kata pepatah, bahwa hidup adalah “Petualangan” yang pada akhirnya selalu mendorong manusia untuk berjalan, berlari bahkan terbang.
Begitulah yang dipahami oleh Tiwi Kasavela, atau yang akrab di sapa “Tiwi”. Gadis yang berpenampilan santay yang penuh semangat dan memiliki impian besar ini. Ketika ditemui oleh AKUIAKU.Com di Taman Pramuka, Kota Bandung beberapa waktu yang lalu.
Sesaat setelah Tiwi selesai bekerja, ketika senja mulai memerah dan daun-daun kering sudah mulai berguguran terbawa angin menjelang malam.
“Saya selalu menjalani sesuatu dengan “enjoy”. “Enjoy Your Life” hehehe.., ujarnya santay…sambil tersenyum manja.
“Apapun yang saya lakukan yang saya cari dan apapun yang diinginkan, tentu saya coba perjuangkan. Begitupun segalanya dalam kehidupan ini. Selalu bermula dari sebuah “tanda tanya”. Aebab itu, saya sangat tertarik dengan kajian Filsafat, Teologi, Sejarah, Psikologi, Seni atau Sastra. Karena saya penasaran dengan berbagai “fenomena” yang terjadi di muka bumi ini,” papar gadis kelahiran Bandung, 5 Oktober 1994 ini.
Lalu apa saja sih… aktifitas Tiwi…?
“Saya punya banyak waktu untuk bersantai. Selebihnya menjadi penyiar di Radio Sonata 94 FM Bandung, bekerja di Media Online sebagai jurnalis. Bahkan sempat di Media Cetak. Dan menjadi MC di beberapa acara,” tutur lulusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik ini.
Tiwi juga bercerita bahwa dirinya memilih bekerja di bidang media. Karena selain kegiatan yang ada di sana membuatnya belajar banyak hal. Dirinya juga dapat membuka ruang untuk bertemu dengan orang-orang baru dengan latar belakang profesi, keyakinan dan sudut pandang yang beranekaragam. Dan tentunya ini, merupakan salasatu cara membuka cakrawala berpikir dan menambah wawasan yang jauh lebih luas.
“Saya orang yang hobi berdiskusi, kadang saya sengaja pergi ke berbagai tempat untuk mencari orang yang memiliki minat atau pertanyaan-pertanyaan yang serupa dengan saya. Ya… saya mudah tertarik dengan banyak orang dan saya penasaran dengan mereka-mereka ini,” jelasnya dengan nada bicara penuh dengan kehangatan.
Tiwi merupakan gadis yang hobi membaca dan menulis ini. Juga berbicara bahwa dia banyak terinspirasi dari para Filsuf Eksistensialisme seperti Nietzsche, Kierkegaard atau Schopenhauer. Di aliran sufisme dirinya juga, menggemari Al Hallaj dan Syekh Siti Jenar. Sementara itu untuk tokoh perempuan, mengagumi R.A Kartini dan Betty Fierdan.
“Saya juga suka Munir, karena beliau seorang aktifis HAM yang sangat pemberani. Dan figur yang saya senangi selalu “khas” dengan satu kata yaitu “keberanian”. Saya ingin menjadi orang yang sangat berani, oleh karena itu saya wajib mengenal setiap orang yang sudah teruji dalam soal keberanian,” ungkap penggemar karya legendaris Anna Karenina, karangan Leo Tolstoy ini.
Lalu apa rencana Tiwi selanjutnya…?
“Saat ini saya sedang merintis usaha pelatihan Jurnalistik dan Public Speaking bersama teman-teman yang diberi nama “Journalist Speaking Academy”. Karena menurut kami, Seni berbicara dan menulis adalah dua hal yang sangat penting dan bermanfaat. Serta dapat dikembangkan oleh setiap orang,” jawabnya.
Tiwi juga berkisah bahwa kini dirinya sedang terus berproses untuk memperbaiki diri. Belajar untuk membangun sebuah kepedulian terhadap permasalahan orang lain. Setidaknya, menjadi pribadi yang lebih menyenangkan dan lebih sering membuat orang-orang yang berada didekatnya merasa bahagia.
“Di masa depan ingin membuka “Rumah Curhat” bagi setiap orang yang ingin mengutarakan semua emosi, hasrat dan kegelisahan yang sedang dihadapinya. Karena saya rasa, setiap orang pernah mengalami kesedihan, penderitaan, kekecewaan atau kehampaan. Dan alangkah beruntungnya, jika saya dapat menjadi pendengar dan teman yang baik untuk mereka,” jelasnya.
Hal itulah yang melatar belakangi Tiwi berniat untuk mendalami bidang kajian Ilmu Psikologi Komunikasi di masa yang akan datang. Agar dapat membantu orang-orang untuk menuntaskan kebimbangan emosional. Karena menurutnya, permasalahan terbesar manusia terletak ada kondisi jiwanya.
“Saat saya memendam kegundahan sendirian, itu rasanya berat. Jadi saya pikir setiap orang itu perlu perhatian kemudian dipahami. Dan saya ingin belajar memahaminys,” ujarnya penuh semangat.
Tiwi juga berharap bahwa kedepannya dia dapat lebih banyak menghasilkan karya dan mencapai hal-hal besar yang selama ini masih menjadi angan-angannya.
“Sejak kecil hampir seluruh waktu luang saya, dihabiskan untuk menulis, entah Autobiografi, Novel, Cerpen atau bahkan Kumpulan Surat Cinta yang sering saya buat. Doakan saja, semoga kelak saya akan menjadi Penulis yang karyanya dibaca oleh banyak orang….!,” ucapnya optimis.
Perempuan yang memiliki motto hidup “Expand Our Vision and Experience Wonders” ini. Juga berkata bahwa hidup adalah sebuah Penjelajahan dan dalam setiap Fragmen yang dilewati pasti akan mendewasakan, melegakan dan menambah kebijaksanaan.
“Alangkah sepinya hidup, tanpa bertanya dan mencari. Jadi eksplorasilah dalam segala hal, pasti ada yang menarik, menyenangkan dan menantang di kelak….” pungkasnya, beberapa saat sebelum suara adzan Isya berkumandang malam itu. (Red)