Jakarta, AKUIAKU.Com — TERLAHIR dari keluarga yang hampir seluruh anggota keluarganya memiliki keahlian dibidang seni.
Giani Saskya Nayandra atau yang akrab disapa Gia ini, sangat menggemari hal-hal yang berbau seni. Ia pun mengaku memiliki hobi Menari, Menyanyi dan bermain Piano.
“Ayah saya memiliki keahlian memainkan musik dan ibu saya memiliki keahlian dibidang seni tari. Merekalah yang memperkenalkan seni ini, kepada saya dan kakak-kakak, sejak kami masih kecil. Mereka selalu mendukung untuk mengikuti kegiatan-kegiatan seni. Salasatunya adalah musik dan menari. Sehingga semakin saya tumbuh dewasa semakin terbentuklah kecintaan saya terhadap seni,” terang gadis kelahiran Jakarta, 26 Mei 1995.
Lulusan BINUS University Jakarta, Jurusan Psikologi ini. Kini tengah sibuk mengajar Tari Tradisional, menjadi “observer psikologi” untuk para pegawai perusahaan, menjalankan tugas sebagai Abang None selama masa tugas 1 tahun, mengikuti pertunjukkan2 seni, juga terlibat sebagai panitia pada beberapa event dan mengikuti kegiatan-kegiatan sosial.
“Kedepannya saya berharap dapat menjadi manusia yang lebih baik, dengan melakukan perubahan yang baik terhadap diri sendiri setiap harinya. Dan apa yang telah direncanakan dalam hidup dapat tercapai dengan baik,” tutur bungsu dari tiga bersaudara.
Gia pun tercatat menjadi Delegasi Indonesia untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia. Salasatunya melalui Tarian Tradisional pada XXIV International Folklore Meeting Lublin, Polandia tahun 2009, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) tingkat Provinsi DKI Jakarta tahun 2011, Pelajar Penyambut Tamu Negara tahun 201, Protokol Istana Kepresidenan Pelaksanaan Peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2017 dan Finalis Abang None Jakarta Pusat tahun 2018.
“Saya memiliki motto, bahwa hidup bukan hanya sekedar apa yang dilihat oleh mata dan apa yang didengar oleh telinga. Pelajari lebih dalam terlebih dahulu, sebelum memberikan sebuah penilaian” tandasnya.
Untuk cita-cita Gia berkata, bahwa ia ingin menjadi seorang Psikolog Klinis. Alasannya adalah karena sangat suka mempelajari perilaku dan kepribadian manusia. Terlebih lagi ia adalah “critical thinker” yang menyukai “problem solving” dan memperhatikan sesuatu dengan detail. Sehingga ia tertarik untuk menganalisa suatu hal dan mencari tahu alasan dibalik sebuah kejadian. Selain itu, dapat membantu orang lain adalah kebahagiaan tersendiri baginya.
“Oh… iya… tokoh idola adalah ibu saya. Karena beliau selalu memberikan inspirasi dalam hidup saya. Beliau adalah sosok perempuan yang sangat tangguh dan dapat melakukan banyak hal. Mulai dari pekerjaan yang sulit sampai pekerjaan yang sepele. Ibu selalu mengajarkan, bahwa menjadi perempuan itu harus segala bisa. Agar tidak bergantung pada laki-laki, karena tidak selamanya laki-laki dapat menolong kita. Ada kalanya kita harus menolong diri kita sendiri,” ulasnya.
Gia juga bercerita bahwa Ibunya sejak masa muda, sudah aktif dalam berbagai kegiatan. Bahkan hingga saat ini, ibunya masih banyak beraktivitas. Salasatunya adalah kegiatan yang sifatnya untuk menyalurkan hobinya. Seperti “line dance” dan paduan suara. Selain itu, ibunya juga memiliki bisnis dibidang Fashion dan Kuliner.
Ya… Itulah mengapa Gia ingin seperti ibunya yang aktif di berbagai kegiatan. Bukan hanya untuk menambah daftar pengalaman apa saja yang pernah dilakukan dalam hidup. Tetapi menambah juga nilai-nilai kehidupan, sebagai bekal dan pelajaran di masa depan dan untuk pengembangan diri agar menjadi manusia yang lebih baik.
“Hidup adalah bagaikan sebuah permainan. Kita sebagai manusia yang memerankan pemain utamanya,” ucap Gia.
Dan tentunya Gia akan melanjutkan aturan main di dalamnya yang mana harus memiliki visi dan misi yang tepat, untuk dapat memenangkan permainan ini. Dalam arti, harus mengatur strategi yang baik, agar tetap bertahan dalam menghadapi setiap prosesnya untuk mencapai tujuan dalam hidup kita.
“Jika Allah memberikan saya usia yang panjang, saya ingin di masa tua saya nanti. Hidup penuh kebahagiaan, bersyukur karena telah berhasil mendapatkan pencapaian yang baik dalam hidup. Dan bukan menyesali hal-hal buruk yang telah dilakukan selama hidup,” tutupnya dengan senyum ramah. (Tiwi Kasavela)