Sendiri Merangkai
Hidup Syarat Makna
Namun Apa Daya
Gusti Tak Ridhoi
“SUKMA” Mohon Diri
Membawa Sang Bocah
Tuk Hilangkan Sepi Abadi Bersama
Gusti…….
Kuring…..
Tulungan……
“SUKMA” Teh Kakalayangan….
Bandung, AKUIAKU.Com — ITULAH bagian dari runtuyan dari lirik dan rumpaka (Bahasa Sunda : Red) dari lagu bertajuk “Sandekala”. Risa Saraswati “Feat” Rika Rafika.
Mendengar dan menyimak serta melihat video klip dari lagu bertajuk “Sandekala” ini. Suasana “mistis” sangat terasa. Dan memang tidak salah, sesuai dengan karakter dari sosok seorang Risa Saraswati seorang penyanyi, penulis yang dikenal dengan kemampuan supranaturalnya yang mampu berkomunikasi dengan makhluk gaib.
Seperti diungkapkan oleh Rika Rafika, lagu bertajuk “Sandekala” ini. Bukan hanya sekedar lagu yang bertemakan “mistis”. Akan tetapi mengandung isyarat tentang, bahwa ketika waktu Magrib akan tiba. Kita hentikan sejenak semua aktifitas duniawi, untuk menghadap Ilahi, anak-anak pun jangan bermain sampai menjelang Magrib tiba. Sebagaimana ada istilah “pamali” dalam culture Sunda.
“Awal muncul ide “Featuring” Risa, kebetulan kita kuliah di kampus yang sama. Pasca Sarjana Unpas Bandung. Dan mengambil jurusan yang sama yaitu Magister Ilmu Komunikasi (MIK). Cuma beda angkatan. Nah….suatu ketika sekitar 1,5 tahun lalu, pas awal-awal kuliah. Kita sering ketemu di kampus dan seperti biasa klo… bertemu. Kita pasti bersua foto, nah…dipostinglah di Sosmed kala itu. Dari situ banyak yang komen untuk bikin kolaborasi. Akhirnya suatu ketika Risa bilang, “Teh kita duet yu…”, tawaran itu langsung di “iya” kan akhirnya kita rekaman bareng,” papar Rika Rafika lewat alat komunikasi genggamnya.
“Untuk materi lagu kebetulan Risa sudah menuliskan yang bahasa Indonesia, nah….untuk “part” kosongnya diisi melodi lagu mengikuti “chord” yang sudah ada. Dengan lirik/rumpaka dari Ceu Etty RS. Jadi ini bisa dikatakan sebagai “komunikasi genre musik” dan suasana,” imbuh Rika memperjelas.
Lalu bagaimana perasaan Rika Rafika tentang lagu bertajuk “Sandekala” ini……?
“Kalau perasaan mah…, seperti pada karya-karya yang saya buat. Tentunya melakukan sebisa dan semaksimal mungkin, toh…kalau pada akhirnya bisa diterima di masyarakat penggemar lagu itu. itu merupakan “bonus” dari kerja keras kita,” jawab “mojang geulis” yang “pituin” orang Sunda ini. (HKS)