“Budaya Indonesia Harusnya Dapat Menyumbang Banyak Tema”…….!
Jakarta, AKUIAKU.Com — CERITA film Indonesia masih dirasa miskin gagasan. Padahal kekayaan dan keragaman budaya Indonesia harusnya dapat menyumbang banyak tema yang bisa diangkat. Untuk dijadikan cerita film.
Industri film Indonesia terjebak pada mencari keuntungan sesaat. Karya film masih dikuasai para pencari rente ekonomi, dengan tema cerita dari itu ke itu.
Munculnya sejumlah Sutradara muda penuh talenta tak banyak mendorong perkembangan Industri Film Indonesia. Sutradara-Sutradara masa kini masih “euforia” terhadap gagasan teknis, ketimbang substansi lakon yang ingin dibangun. Akibatnya cerita film Indonesia kehilangan ruhnya kerap melecehkan Logika dan Intelektual, serta ceritanya tak membumi (tak meng-Indonesia-red).
Demikian antara lain, pendapat yang terangkum dalam “Diskusi Film” menjelang Berbuka Puasa, yang berlangsung di Tjikini Lima Restaurant and Café, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Diskusi ini digagas Rumah Produksi Alimi Pictures. Melibatkan para wartawan hiburan dan budaya sebagai “audience”. Menghadirkan sejumlah Narasumber para Kreator dan Pendukung film televisi yang pernah populer yaitu sinetron ”Keluarga Cemara”. Mereka antara lain Dedi Setiadi (Sutradara), Adi Kurdi (aktor), Novia Kolopaking (aktris) dan beberapa aktor dan aktris yang dulu terlibat dalam produksi sinetron yang sempat tayang di RCTI dan TV 7 (Trans 7) ini.
Tampil juga sebagai narasumber dalam diskusi ini, Anas Syahrul Alimi (Produser Alimi Pictures), seorang pemerhati film yang ingin mengangkat tema cerita sinetron ini ke format film layar lebar.
Diskusi film ini antara lain diharapkan dapat memberi masukan seputar rencana pembuatan film “Terima Kasih Emak”_l yang ceritanya terinspirasi dari sinetron ”Keluarga Cemara”. Film ini akan diproduksi Alimi Pictures, dengan Sutradara yang sama, Dedi Setiadi.
Didukung para aktor dan aktris yang dulu berperan di sinetron ”Keluarga Cemara” yaitu Adi Kurdi (Abah), Novia Kolopaking (Emak), Ceria Hade (Euis), Anisa Pujianti (Euis), Puji Lestari (Agil). Dan beberapa pemeran baru yang akan disesuaikan dengan jalan cerita kekinian.
Sinema televisi yang disutradarai Dedi Setiadi ini, sempat meraih penghargaan “Sinetron Drama Terpuji” Festival Film Bandung (FFB) 2001, serta meraih penghargaan Sinetron Terbaik di “Panasonic Award” dua tahun berturut-turut (2001 dan 2002). (Eddie Karsito).