Jakarta, AKUIAKU.Com — SEBAGAI salaseorang wartawan di Majalah Film di eta tahun 90-an. Saya sering ditugasi wawancara personil kelompok Srimulat.
Saking seringnya meliput Srimulat, saya jadi akrab dengan Almarhum Asmuni, Basuki, Polo, Eko DJ, Rina Ribut Rawit, Rohana, Nurbuat, Mamiek Prakoso.
Dan saking akrabnya, Nurbuat, Rohana dan Eko DJ menganggap saya sebagai adiknya. Makanya kapan saja saya mampir ke “Warung Asmuni” di kawasan Slipi, Yang sering dijadikan tempat “Mangkal” para Personil Srimulat. Bila tidak ada “Job”, para personil Srimulat selalu menerima kehadiran saya dengan senang hati di tempat itu.
Setelah era Ke-Emasan Srimulat memudar, para personil membentuk grup masing-masing untuk mengais rejeki. Bahkan setiap Mamiek Prakosa, ganti personil dan ganti nama grup. Saya selalu dikontak untuk memberitakan di Majalah Film.
Akhirnya saya berteman baik
dengan Mamiek Prakosa, kakak kandung dari Didi Kempot.
Selain itu saya juga sering bertandang ke rumah Mbak Rina Ribut Rawit, di kawasan Slipi Jakarta Barat. Untuk sekedar ngopi. Dan Didi Kempot yang saat itu, masih jadi pengamen dan sering mampir kerumah personil Srimulat apabila sedang ngamen.
Suatu ketika saya wawancara Mas Mamiek dirumah mbak Rina Ribut Rawit. Lagi seru-serunya wawancara, mas Mamiek minta berhenti wawancara. Ternyata Mamiek mau ngerjain adiknya yang lagi ngamen. Mamiek langsung ngumpet dibalik Jandela. Begitu Sang Pengamen (Didi Kempot) selesai nyanyi, Mamiek langsung menyodorkan uang yang jumlahnya lumayan banyak. Ketika itu Didi Kempot terlihat sangat girang dan langsung ngeloyor pergi, sembari senyam-senyum. Kemudian Mamiek memanggil sang adik kandungnya itu. Akhirnya Didi Kempot bergumam, pantesan ngasih duitnya banyak.
“Sampeyan toh mas….,” ujar Didi Kempot. Yang akhirnya
kakak beradik itu, ketawa sampai ngekek bareng-bareng.
Suatu ketika Mamiek, ngontak saya untuk main ke tempat kos-nya di kawasan Kampung Makasar, Jakarta Timur. Mamiek kemudian memamerkan album-album karya adiknya Didi Kempot pada saya. Karena hampir tiap minggu saya dikasih CD Album Didi Kempot oleh Mamiek. Saya sempat kasih saran sama Mamiek.
“Mas bilangin Adikmu, jangan kebanteren Nggawe album, kasih kesempatan masyarakat menikmati dulu,” kata saya. Dan Mamiek pun terkekeh sambil manggut-manggut.
Setelah 30 tahun perjalanan kariernya, saya menjadi paham kalau sebagai Seniman, Didi Kempot dalam setiap waktunya, selalu berusaha untuk berkarya atau membuat lagu .
“Sebagai Pencipta Lagu, saya mesti berkarya sampai mati. Soal lagunya sukses atau tidak urusan belakangan,” ujar Didi Kempot, ketika itu saat bincang dengan saya di Rumah Makan Aljazera, saat menghadiri peluncuran Penyanyi Nagaswara.
Dan Pelantun tembang yang sempat Hits lewat lagunya yaitu lagu “Cucak Rowo”, telah membuktikan janjinya.
Seminggu sebelum meninggal Didi Kempot membuat lagu berjudul “Ojo Mudik”. Sebuah lagu manis, tentang “Champaign” ajakan untuk tidak Mudik kepada masyarakat saat wabah Pandemi Covid 19 melanda.
Jadi menurut saya, pantas kalau lagu Karya putra Ranto Edi Gudel ini. Jumlahnya terbilang sangat banyak kisaran 760 lagu. Dengan angka sebanyak itu, mestinya Didi Kempot bisa menerima “Royalti” ratusan juta seperti yang diterima Raja Dangdut Rhoma Irama. Bahkan bisa menjadi Milyader tanpa harus “Ngamen” ke berbagai kota.
Tapi menurut pengakuan Didi Kempot sendiri kepada sahabat-sahabatnya. Royalti yang diterimanya tidak seberapa. Padahal banyak penyanyi yang mengcover lagu-lagunya, tanpa ijin dan lagunya banyak dinyanyikan Pengunjung Karaoke.
Meski begitu, Didi Kempot tidak pernah menuntut secara Hukum, para penyanyi yang telah mengcover lagu-lagu Fenomenal Karyanya itu.
“Aku ora masalah wong mengcover lagu saya, tapi mbok ngomong. Kulo nuwun, Ben aku iklas, Nek aku iklas kan ISO dadi rejeki sing halal kanggo sing mengcover lagu saya,” kata Didi Kempot, saat bincang dengan saya di Hotel Santika Taman Mini, usai Jumpa Pers tentang rencananya menggelar Konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, pada bulan Juli 2020 ini.
Didi Kempot sempat juga mengungkapkan, suatu ketika ada penyanyi yang ingin mengcover lagu karyanya. Dan si penyanyi mengaku tidak memiliki cukup uang untuk membayar atas penggunaan lagu karyanya.
“Karena dia kulo nuwun dan jujur Nek ora duwe duit, ya, aku ijinkan untuk merekam ulang laguku,” ungkap pemilik Tembang Hits “Cidro”, “Stasiun Balapan”, “Pamer Bojo” dan masih banyak lagi lagu lainnya.
Merujuk pada UU Hak Cipta no. 28/2014 ttg Karya Cipta Ilmiah, Sastra dan Musik serta merujuk pada PP no. 16/ 2020 ttg Pencatatan Karya Cipta dan Hak Terkait, maka negara harus hadir dalam mensosialisasi UU RI dan PP yang berkaitan dengan Karya Intelektual itu.
Bisa dibayangkan, berdasarkan pengakuan almarhum Didi Kempot (31 Desember 1966–5 Mei 2020) telah menciptakan sekitar 700–800 Lagu (masih sekitar, berarti belum terdata secara benar). Berarti ini “harta karun” yang tersimpan di rumah almarhum.
Untuk diketahui, UU Hak Cipta no. 28/2014 mengamanatkan, Pemilik Hak Cipta akan tetap memperoleh Royalti atas Karya Intelektualnya sampai 70 tahun sejak meninggal dunia. Dengan menyerahkan Royalti atas Karya iIntelektuanya pada ahli warisnya.
Sementara PP No. 16/ 2020 tentang Pencatatan Karya Cipta dan Hak Terkait tentu pada Kementerian Hukum dan HAM. Karena bentuknya hanya “pencatatan” pasti urgensinya cuma berkaitan dengan ‘bukti bahwa pemilik hak cipta telah mencatatkan karya ciptanya pada negara, jika nantinya ada kasus pelanggaran hak cipta atas Karya Intelektual yang telah dicatatkan ini hanya sebagai “bukti”. Artinya boleh dicatatkan atau tidak. Selama ini pencatatan Karya Cipta Lagu ke Kemen KumHAM, selalu diminta membayar sejumlah uang. Nah…jika jumlah lagu ada 700– 800-an lagu dari satu orang pencipta lagu, dari mana duit milyaran rupiah disiapkan…..?
Perpustakaan Nasional RI hadir untuk perlindungan karya cipta ini melalui UU no. 13/2018 ttg Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam yg diundangkan tahun 2018. Karya Lagu dan Karya Cetak disimpan oleh negara sebagai aset Seni Budaya Karya Anak Bangsa. Free of charge, alias gretonk. (Sumber laman FB Bens Leo)
Angka 76 Magis Buat Didi Kempot…….?
Nggak percaya…..?
Jumlah lagu yang diciptakan Penyuka ikan asin ini kisaran 760 Tembang dan hasil Konser Amal Didi Kempot untuk penanganan Virus Corona (Covid-19) yang digelar bersama Kompas TV. hasilnya 7,6 Milyar. Fantastis memang dari seorang “Godfather of The Broken Heart” ini.
Ketika Jumpa Pers Jelang “Billboard Indonesia Music Award 2020”, saya dan teman-teman peliput hiburan. Sempat uring-uringan lantaran nama Didi Kempot, tidak masuk ke dalam daftar calon peraih Penghargaan. Sebagai rasa kecewa saya, lewat teman Eri Wartawan Voicemag menanyakan perihal tidak masuknya nama Didi Kempot.
Jawaban Adib Hidayat dari Billboard Indonesia maupun dari Dini Putri dari RCTI tidak memuaskan saya dan teman-teman. Saya hanya bisa pasrah…..!
Entah karena mendapat kritikan Jurnalis Hiburan, apa ingin kasih kejutan, akhirnya “Billboard Indonesia Music Awards 2020” memberikan penghargaan sebagai “Lifetime Achievement” kepada Didi Kempot. Bahkan sebelum diberikan Penghargaan, Didi Kempot kemudian ditandemin dengan Penyanyi Pop Milenial Isyana Sarasvati. Untuk melantunkan tembang berjudul “Pamer Bojo”. Hal itu membuat seluruh penonton di Studio RCTI yang konon bisa menampung 2500 orang langsung pecah. Semua bergoyang mengikuti irama musik, Rizky Febian, asyik tanpa malu-malu berjoget bareng sahabat Ambyar.
Saya yang nonton bareng pengamat Musik Bens Leo sempat komentar, “Kalau Mas Didi dikasih tampil lagi tapi pertengahan acara, penonton bakal bubar,” kata saya pada Mas Bens Leo.
Benar saja RCTI memberikan penghargaan “Lifetime Achievement” ketika dibelakangnya masih beberapa kategori penghargaan. Begitu break iklan, sahabat ambyar dan puluhan penonton langsung bubar. Studio yang semula gegap gempita menjadi senyap…!
Beruntung panitia Billboard Indonesia Music Awards berani mengambil keputusan memberikan penghargaan, mau tidak mau Didi Kempot mesti tampil menyanyikan beberapa tembang andalannya sebagai pembuktian. Kalau sekarang memang eranya Penyanyi asal Ngawi, Jawa Timur itu. Hal itu juga membuat gelaran “Billboard Indonesia Music Awards” tampil Ambyar…..!
Kenangan Manis…
Waktu selesai jumpa pers rencana Konser di GBK medio Juli mendatang. Didi Kempot tiba-tiba nyamperin saya, setelah saya mengatakan pada Didi Kempot, kalau, saya menyaksikan ketika Mas Mamiek “ngerjai” dirinya waktu ia ngamen di rumah Rina Ribut Rawit.
Almarhum langsung mepet saya, memberikan no kontak priadinya pada saya. Padahal waktu itu, puluhan wartawan minta nomer kontaknya. Tapi nggak digagas, alias nggak dikasih….!
Dua hari sebelum Didi Kempot meninggal, saya yang lagi kesengsem dengan tembang “Pamer Bojo” dan “Cidro” nyetel YouTube via laptop selama dua hari tanpa henti. Hal itu membuat istri saya ngamuk dan nggak mau ngomong sama saya.
Pas dua hari Istri membisu, Selasa (5/5/2020) sekitar jam 9 pagi, istri tiba-tiba bangunin saya.
“Bapake, Didi Kempot Meninggal noh,” kata nyonyaku.
Saya langsung lompat dari tempat tidur, benar saja Kompas TV, TV One dan i News lagi Breaking News seputar meninggalnya sang “Godfather of Broken Heart”. Beberapa saat menonton TV. Tanpa terasa Mrebes Mili…Atiku Ambyar sampeyan sedo.
Sugeng Tindak Mas..Mugi Gusti Alloh Paring surga kagem panjenengan….!