Jakarta, AKUIAKU.Com — PENGANGKATAN Iman Brotoseno menjadi Direktur Utama TVRI, mengagetkan masyarakat. Selain penunjukan yang terkesan diam-diam juga latar belakang Iman Brotoseno yang dipertanyakan. Karena Literasi bacaannya yang sebagian besar konon Partai Komunis Indonnesia (PKI) juga pekerjaan sebagai kontributor Majalah Pria Dewasa Play Boy Dan cuitannya di Instagram pribadinya yang cenderung Liberal.
“Sebagai masyarakat, saya memperanyakan kredibilitas Iman Brotoseno. Kita sama-sama tahu, TVRI sebagai TV Publik yang jangkauannya sangat luas dan setiap tayangannya dicerna buat masyarakat di berbagai pelosok Tanah Air. Yang kita kawatirkan, pemahamannya tentang PKI yang sering dibacanya diselipkan pada program TVRI ini kan, bahaya,” ujar Gamal Putra.
Belum lagi, Kata Dosen Tamu di Lemhanas dan beberapa Perguruan Tinggi ternama di Indonesia dan juga Praktisi Finance di Indonesia ini menambahkan, soal pornografi juga ditakutkan bisa mempengaruhi kebijakannya sebagai Pemimpin Televisi yang jangkauannya sangat luas.
“Sengaja atau tidak, apa yang sering terlintas dipikiran seseorang pasti akan diterjemahkan dalam kebijakan. Kalau ini sampai terjadi, coba bisa anda bayangkan dampak negatifnya buat bangsa ini” tandas Gamal.
Hal yang sama juga dikawatirkan Ustadz KH Lukman Sayadi MAG atau biasa di sapa Ustadz Joker. Ia berpendapat, pemimpin lembaga penyiaran publik yang ditonton puluhan juta penonton, memiliki background yang bersih.
“Amat disayangkan pemimpin lembaga penyiaran publik, memiliki latar belakang bacaan tentang partai yang dilarang pemerintah serta tentang Pornogafi,” ujar Ustad Joker.
Karenanya Ustad Joker mempertanyakan penunjukan Iman Brotoseno, sebagai Direktur Utama TVRI.
“Apa nggak ada yang lebih baik dari dia…..? Karenanya, saya berharap kepada MUI dan pemerintah untuk meninjau ulang penunjukan Dirut TVRI,” tegas Ustad Joker.
Kalaupun keputusan penunjukan Iman Brotoseno tidak bisa di anulir, Ustad kharismatik ini berharap ada Tim Pemantau Tayangan TVRI.
“Sehingga kalau ada tayangan yang tidak sesuai norma dan adat ketimuran, bisa segera di antipasi,” tandas Ustad Joker.
Sementara Iman Brotoseno yang dihubungi secara terpisah, menyayangkan sikap sebagian masyarakat yang menuduh dirinya PKI lantaran “cuitan” nya di Sosial Media.
“Sangat sempit jika menuduh saya PKI dari tulisan-tulisan saya di Medsos. Jelas semua orang terutama hampir 90 ribu follower di Twitter justru melabelkan saya sebagai Nasionalis dan mengusung paham kebangsaan. Semua untuk Merah putih. Sehingga dalam praktek sering terjadi ruang Diskusi dengan pengusung paham lain. Tapi jika melabelkan lawan dengan tuduhan PKI, sungguh cara yang tidak elegan, terutama ditujukan untuk menjatuhkan pihak yang dituduh seperti dialami oleh Presiden Joko Widodo,” papar Iman Brotoseno, saat dihubungi via ponselnya.
Iman juga menyayangkan sikap sebagian masyarakat yang suka memplintir setiap permasalahan yang timbul.
“Terus terang pembicaraan di Sosial Media beberapa hari ini, memang merepotkan terutama hal-hal seperti ini. Selalu dijadikan bahan plintiran dan framing, dari banyak pihak yang tidak bisa atau tidak sempat melihat secara utuh dan kontekstual apalagi mendalami pemikiran dan prinsip kenegaraan saya. Sehingga sekali lagi saya menyatakan saat ini, saya memilih mengnonaktifkan akun twitter dan berbagai kanal Sosial Media pribadi. Agar dapat fokus bekerja melaksanakan tugas dan amanat yang dipercayakan kepada saya oleh Dewan Pengawas LPP TVRI, “ujar Iman Brotoseno.
Ia juga memohon agar seluruh masyarakat mendapatkan pengertian kepada masyarakat.
“Sebagai pribadi saya menganut faham Nasionalis dan menjunjung tinggi paham kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan dasar Negara Pancasila dan UUD ‘45. Seluruh tulisan baik di ranah Sosial Media adalah dialektika pemikiran yang tidak pernah mengubah ideologi kebangsaan yang selalu saya junjung,” tandas Iman Brotoseno. (Tebe).