Kamis , Desember 12 2024
Home / Figuraku / Talented Yang Dimiliki Penderita Savant Syndrom Biasanya Ahli Dalam Bidang Alat Musik Atau Ahli Musik Dan Banyak Lagi………!

Talented Yang Dimiliki Penderita Savant Syndrom Biasanya Ahli Dalam Bidang Alat Musik Atau Ahli Musik Dan Banyak Lagi………!

 

                    Oleh : Haikal Zhafran.

Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya.

Bandung, AKUIAKU.Com — FENOMENA Anak Autis, mungkin memang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia.

Kebanyakan orang berpendapat bahwa Autisme adalah sebuah hal buruk. Banyak juga yang menganggap bahwa Orangtua yang memiliki anak Autis sudah tidak memiliki masa depan. Bahkan, anak Autis kadang sering terkucilkan dari kelompok sosial ataupun lingkungannya, karena tidak bisa beradaptasi.

Karena itu, pada tulisan ini kita akan mengenalinya lebih dalam :

Seperti apa anak dengan Autisme itu……?
Apa itu Savant Syndrome…..? Apakah dengan mereka kita sudah tidak memiliki harapan…..? Bagaimana cara menyikapinya….?

Autism Spectrum Disorder atau sering disebut ASD merupakan sebuah gangguan yang dialami manusia. Dimana dalam perkembangannya, manusia itu memiliki keterbelakangan kemampuan Komunikasi, Interaksi Sosial dan Berimajinasi.

Hal ini ditandai dengan Repetisi dari perilaku yang terbatas dan kaku (American Psychiatric Association, 2013). Gangguan Autis ini tidaklah harus memiliki spesifikasi penyakit tertentu dari Kedua Orangtuanya. Memang, jika ada Orangtua yang menderita Autisme dapat menimbulkan potensi Autis juga bagi keturunannya.

Namun, sebenarnya gangguan ini bisa terjadi pada semua Ras, Etnis, dan Kelompok Sosial manapun. Dengan Prevalensi laki-laki lebih mungkin terjadi dibandingkan perempuan. (CDC, 2009) Autisme ini menarik perhatian terutama lewat Cabang Ilmu Neuropsikologi. Perilaku yang diperlihatkan oleh penyandang Autisme ini, memicu observasi lebih dalam di bagian Central Nervous System penyandang.

Struktur otak penyandang Autis ini, memiliki perbedaan dibanding orang yang normal. Baik secara perkembangan otak dan anatomi. Bagi penyandang, ada Instabilitas perkembangan volume otak. Dimana saat remaja terjadi penurunan signifikan terhadap volume dan konektivitas Antarneuron penyandang (Carlson, 2011; Stefanatos & Baron, 2011).

Selain itu, penyandang Autisme pasti memiliki kelainan pada struktur otak kecil mereka (Cerbellum) yang memiliki fungsi sebagai Pusat berpikir, kegiatan motorik dan berbagai fungsi sentral lainnya. Malfungsi bagian ini berdampak cukup signifikan, kepada fungsi otak lainnya seperti Sistem Limbik yang menimbulkan hambatan bagi penyandang, dalam Berkomunikasi dan Berinteraksi.

Di lingkungan Sosial sendiri, penyandang Autis juga mendapat perlakuan keterbatasan oleh sekitarnya. Lingkungan Sosial mereka masih tidak menerima dan merasa risih, jika mereka bergaul dengan penyandang Autis.

Kemampuan mereka dalam berkomunikasi, berpikir dan kepekaan dengan lingkungan sekitar yang rendah. Membuat orang-orang normal kadang merasa tidak pantas dan tidak cocok bergaul dengan mereka. Hal ini dinilai menjadi sebuah Kecacatan Sosial, dimana Fenomena ini dianggap menunjukan Inequality, Intimidasi dan Diskriminasi.

Tentunya, terjadi sebuah pergolakan Batin dan Psikis di kalangan keluarga penyandang, karena mereka merasa terkucilkan. Stereotip juga sudah terbentuk di kalangan masyarakat.

Lantas, bagaimana kita menyikapi hal ini……..?

Selalu ingat bahwa Tuhan itu Maha Adil. Selalu ada hikmah di setiap cerita dan kejadian. Mengingat sebuah pepatah bahwa “Intan yang cemerlang dan berkilau diproses dan ditempa lewat suhu dan tekanan yang tinggi”.

Mengingat bahwa anak dengan Autisme merupakan anak yang harus di-Treatment dengan khusus. Hal pertama yang harus disiapkan adalah Mental dari Kedua Orangtua. Semua Orangtua pasti merasakan ikatan personal secara emosional terhadap anaknya. Ikatan emosional ditambah dengan penerimaan diharapkan bisa mendukung perkembangan mental anaknya (Wijayakusuma, 2004).

Penerimaan dibutuhkan untuk melihat sejauh mana mereka dapat mendidik anak. (Rachmayanti, Zulkaida, 2007). Sehingga, dengan gangguan Autis-nya anak tetap memiliki potensi yang bisa dikembangkan dan terawat dengan baik.

Anak dengan Autism Spectrum Syndrome bukan berarti tidak memiliki potensi di dalam dirinya. Savant Syndrome merupakan salasatu kelainan “unik” yang dimiliki oleh beberapa anak yang menderita Autisme. Bisa dibilang ini adalah suatu “Gift” yang diberikan oleh Tuhan kepada anak yang berkebutuhan khusus.

Pada anak yang terdiagnosis Savant Syndrome ini, memiliki kelainan berupa keterbelakangan mental, keterbatasan rentang emosi dan gangguan perkembangan. Namun, orang dengan sindrom ini juga memiliki keterampilan dan kemampuan yang “Istimewa” dalam satu bidang “Spesifik”.

Orang yang mengalami Savant Syndrome terbagi menjadi Dua yaitu Prodigious Savant dimana individu ini memiliki sebuah kemampuan yang luar biasa dan jauh diatas batas normal yang jauh diatas jumlah populasi umum.

Sedangkan Talented Savant, memiliki kemampuan yang luar biasa juga, tetapi dengan kadar dibawah orang yang terdiagnosis Prodigious Savant. Keterampilan yang dimiliki oleh penderita Sindrom ini, biasanya dalam bidang Alat Musik, Aritmatika-Matematika, dan Memori Jangka Panjangnya. Spesifiknya mereka memiliki kemampuan perhitungan kalender yang luar biasa, Ahli Musik, Keterampilan Artistik dan Hyperlexics (Pemahaman dan Membaca Cepat). Orang Savant sering dilaporkan memiliki gangguan Autisme. 10% Penderita Autisme Teerdiagnosis, menderita Savant Syndrome dengan Rasio laki-laki banding perempuan adalah 6 : 1. (Anurogo, & Ikrar, 2015)

Menurut penelitian mengenai Savant Syndrome yang melakukan pencitraan High-Resolution Magnetic Resonance, Volume Otak Savant Syndrome lebih besar daripada otak orang normal (1362 ml). Selain itu, Amigdala, Hipokampus, Lobus Frontal dan Kaudatus pada Sindrom ini. Memiliki Volume Bundel saluran serat yang lebih besar. Dimana bagian ini memiliki peran mengatur dan mengoordinasikan memori, kemampuan bahasa, motorik dan emosi bagi manusia.

Menurut Model Kognitif yang diteliti menggunakan Model Hypermnesic bahwa proses Kognitif yang dilakukan orang dengan Savant Syndrome dalam strategi pemecahan masalah itu berbeda dengan orang biasa (Anurogo & Ikrar, 2015).

Di dunia ini, ada beberapa orang yang didiagnosis dengan Savant Syndrome berhasil menunjukkan prestasinya meskipun mereka memiliki keterbatasan. Salasatu penderita Savant Syndrome yang terkenal adalah Kim Peek. Kim Peek adalah seorang penderita Savant Syndrome yang memiliki keterampilan luar biasa khusunya memori. Kim lahir dengan kondisi otak yang lebih besar dari biasanya. Dokter menemukan bahwa terdapat kerusakan di bagian otak kecil dan beberapa saraf yang menghubungkan kedua bagian otak hilang. Sejak umur 1 tahun, Kim mulai bisa mengingat dengan jelas buku yang dibacakan Orangtuanya. Hingga di usianya yang ke 7 tahun, Kim mampu mengingat setiap kata yang ada di Bible.

Kemampuan yang dimiliki Kim ini, meningkat dengan pesat hingga akhirnya ia bisa mengingat 12.000 Buku dengan persentase 98% dari yang ia baca. Kehebatan Kim ini, sudah diakui oleh dunia, bahkan ia sampai menjadi Pembicara Total hampir dihadapan 2 juta orang seumur hidupnya.

Setelah memahami dan melihat lebih jauh seputar Autisme dan Savant Syndrome, kita melihat dan menyadari. Bahwa jika keterbatasan bukan hal yang membatasi Prestasi kita. Bahkan sebuah Syndrome dan Disorder pun jika ditangani dan disikapi dengan baik. Akan memberikan dampak yang baik juga. Bukan tidak mungkin mereka yang memiliki keterbatasan, bisa memberikan manfaat dan Inspirasi bagi orang sekitar.

Referensi :
Anurogo, D. & Ikrar, T. (2015). Neurophenomenology of Savant Syndrome. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran. Vol. 42, No. 9.
Rachmayanti, S. & Zulkaida, A. (2007). Penerimaan Diri Orangtua Terhadap Anak Autisme dan Peranannya Dalam Terapi Autisme. Jurnal Psikologi. Jurnal Psikologi. Vol. 1, No.1.
Wijayakusuma, M.H. (2004) Psikoterapi Anak autisme: Teknik Bermain Kreatif Non Verbal dan Verbal. Terapi Khusus Untuk Autisme. Pustaka Populer Obor Jakarta.
Center for Disease Control and Prevention (CDC). (2009). Prevalence of autism spectrum disorders-autism and developmental disabilities monitoring network, United States, 2006. Morbidity and Mortality Weekly Report, 58 (SS10), 1-20.
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders, 5th edition. (DSM-5 TM). Washington, DC: American Psychiatric Association.
Carlson, N. R. (2011). Foundations of behavioral neuroscience. Boston: Allyn & Bacon.
Stefanatos, G. A. & Baron, I. S. (2011). The ontogenesis of language impairment in autism; A neuropsychological perspective. Journal of Autism and Developmental Disorders, 36, 921-933. doi: 10.1007/ s10803-006-0129-7.
Daulay, N. (2017). Struktur Otak dan Keberfungsiannya pada Anak dengan Gangguan Spektrum Autis: Kajian Neuropsikologi. Buletin Psikologi. Vol.25, No.1. 11-25
Get to Know the Real Rain Man : Kim Peek Retrieved from : https://www.aruma.com.au/about-us/blog/get-to-know-the-real-rain-man-kim-peek/.

About Aku

Check Also

Pedangdut Cantik Balena, Turut Hibur Masyarakat dan Para Raiders Komunitas Motor Royal Enfield

BEKASI, AKUIAKU.COM — PEDANGDUT cantik asal kota Sukabumi, Balena terlihat akrab dengan para Raiders Komunitas …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *